Kamis, 16 Februari 2023

Koneksi Antar Materi

Modul 3.1 Pengambilan Keputusan 

Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin


Oleh Erfendi S.Pd

SDN 2 Bobotsari

CGP Angkatan 6 Kabupaten Purbalingga

 

 

Tujuan Pembelajaran Khusus: 

  1. CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.
  2. CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.

Kegiatan Pemantik:

Membaca dan Menafsirkan Sebuah Kutipan :

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

  • Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

Sebagai seorang guru dalam proses pembelajaran, sering kali dihadapkan dalam situasi dilema etika. Terutama dalam proses pengambilan penilaian kognititf dan proses pembentukan karakter, adab dan tingkah laku murid.

  • Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Dalam pengambilan keputusan nilai dan prinsip yang saya lakukan adalah mengambil keputusan yang berpihak pada murid dilandasi dengan nilai-nilai kebajikan dan dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga akan tercipta sekolah yang menyenangkan, aman, untuk murid tanpa ada perselisihan yang mengganggu murid.

  • Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Sebagai seorang pemimipin pembelajaran, dalam pengambilan sebuah keputusan mengakomodir kebutuhan murid, salah satunya dengan pembelajaran berdiferensiasi. Sehingga murid bisa berkembang sesuai dengan kodratnya dapat tumbuh dengan baik menjadi manusia yang berbudaya positif.

Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Dari kutipan di atas  berarti Pendidikan seharusnya membuat manusia lebih bijak berpikir, bertindak dan dalam mengambil keputusan.

Panduan Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri):

  1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Seorang pemimpin yang dihadapkan dalam  dilema etika dalam pengambilan keputusan Berpedoman dengan Pratap Triloka yaitu

a.     Ing  Ngarso Sung Tulodho

Menjadi teladan dan dapat di contoh orang lain

b.     Ing Madyo Mangun Karso

Seorang pemimipin harus mampu memberdayakan, menyemangati agar orang lain memiliki kekuatan demi memperbaiki kualitas diri.

c.     Tut Wuri Handayani

Seorang pemimpin apabila berada di belakang harus bisa mendorong dan mempengaruhi yang dipimpin supaya senantiasa lebih maju.

  1. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Setiap keputusan yang kita ambil akan ada konsekuensi yang mengikutinya, oleh sebab itu setiap keputusan perlu berdasarkan pada rasa tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, keberpihakan pada murid yang akan berdampak pada kebaikan, kebahagiaan dalam ekosistem Pendidikan kita.

  1. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Coaching adalah ketrampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Dengan langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching TIRTA selaras dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil.

Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pendamping praktik dan fasilitator telah membantu saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid, sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal dan apakah keputusan yang saya ambil tersebut akan dapat saya pertanggung jawabkan.

  1. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan, terutama dilema etika. Guru yang memiliki kemampuan mengelola sosial emosi yang baik akan dengan sadar memahami diri dari berbagai sudut pandang dan berperilaku efektif menunjukan integritas, merujuk pada nilai moral yang peduli dan berempati, memahami konsekuensi atas tindakan yang dilakukan sehingga keputusan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan.

  1. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik, yaitu nilai kebenaran, keadilan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan hidup. Ketika pendidik berpegang teguh pada nilai-nilai tersebut keputusan yang diambil tentunya akan dapat dipertanggung jawabkan, karena keputusan tersebut berpihak pada murid sehingga kondisi ekosistem sekolah akan kondusif dan nyaman.

  1. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Dengan pendidik menjalankan prinsip among Ki Hajar Dewantara dan pola pikir berpikir Inquiri Apresiatif BAGJA, pendidik diharapkan mampu menjalankan perannya menjadi pemimpin pembelajaran, dengan  tujuan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dan berpihak pada murid. Sehingga tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi murid, lingkungan pun aman dan nyaman.

  1. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan dalam menjalankan pengambilan keputusan erat berkaitan dengan perbedaan sudut pandang dan cara berpikir setiap individu terhadap masalah itu sendiri. Di satuan Pendidikan tempat saya bekerja memiliki jumlah personal yang banyak. Untuk jenjang sekolah dasar, Jumlah guru dan karyawan sebanyak 33 orang termasuk over. Sehingga, membutuhkan banyak pertimbangan agar dapat menyatukan berbagai sudut pandang dan cara berpikir yang lebih beragam.

  1. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Tujuan dari pembelajaran yang kita lakukan adalah merdeka belajar. Merdeka belajar berarti siswa bebas untuk mencapai kodrat alamnya (mengembangkan potensinya) tanpa ada tekanan dari pihak manapun. Siswa juga dapat mencapai kebahagiaannya sesuai dengan potensi yang dia miliki. Maka keputusan yang kita ambil harus memiliki prioritas terhadap kemerdekaan dan kebahagiaan siswa sesuai potensi yang mereka miliki. Dengan kata lain setiap keputusan yang diambil harus senantiasa berpihak pada murid.

  1. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan seorang pemimpin pembelajaran sangat berpengaruh terhadap berbagai hal. Kebijakan pemimpin pembelajaran yang berdasar pada kondisi murid, baik dari segi kultur, sosial, lingkungan, serta potensi siswa dapat mengasah siswa sesuai kodrat alam dan kodrat zaman yang tepat. Namun sebaliknya, jika kebijakan seorang pemimpin tidak berpihak pada murid, akan berdampak pada kehidupan murid di masa depan yang tidak sesuai dengan kodrat alam maupun kodrat zaman. Bahkan potensi yang dimiliki oleh murid tersebut tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

  1. Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir yang saya tarik dari pembelajaran modul materi ini adalah pengambilan keputusan merupakan suatu kompetensi yang penting dan vital yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin pembelajaran. Keputusan yang diambil harus berpihak kepada murid yang berpusat kepada filosofi Ki Hajar Dewantara. Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) sehingga dapat mengantarkan siswa kita menjadi siswa yang berkarakter sesuia denga Profil Pelajar Pancasila.

Dalam mewujudkan visi melalui misi sekolah, seorang pemimpin pembelajaran menjalankan kebijakan dalam satuan pendidikan yang tidak lepas dari penerapan budaya positif. Penggunaan alur BAGJA akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being). Inquiry Apresiatif dapat digunakan dalam mengubah kondisi sekolah dengan mengedepankan hal positif beriupa potensi serta aset yang ada.

  1. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Pemahaman saya tentang konsep-konsep yang ada dalam modul 3.1 tentang dilema etika dan bujukan moral yaitu:

Dilema etika bermuara pada dilema tentang dua keputusan yang bertentangan namun sama-sama benar. Adapun bujukan moral adalah pengambilan keputusan tentang dua hal yang sejatinya memiliki unsur benar dan salah.

Dalam modul ini juga mempelajari tentang penerapan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan keputusan. Penerapan  ini dilakukan untuk menentukan dan mengidentifikasi apakah masalah yang terjadi termasuk ranah dilema etika atau bujukan moral. Saya juga belajar tentang 4 paradigma pengambilan keputusan, yaitu individu lawan masyarakat, kebenaran lawan kesetiaan, keadilan VS belas kasihan, dan jangka pendek VS jangka panjang. Selain itu, saya kini memahami 3 prinsip mengambil keputusan yang terdiri dari berfikir berbasis akhir, berfikir berbasis aturan, berfikir berbasis  rasa peduli, dan ada 9 tahapan pengambilan dan pengujian keputusan. 

Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan adalah setelah diambil keputusan kadang bertentangan dengan uji publikasi dan uji intuisi.

  1. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Ya, saya pernah menerapkan pengambilan keputusan dalam situasi dilematika moral. Setelah mempelajari modul ini saya mengedepankan bahwa keputusan yang diambil apapun bentuknya berfokus pada keberpihakan pada kebutuhan dan kepentingan murid sebagai prioritas dalam mengambil kebijakan.

  1. Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Setelah mempelajari modul 3. 1 ini dalam mengambil keputusan sebagai seorang guru tidak harus secara otoritas mengontrol kehendak kepada murid secara penuh, namun keputusan yang kita ambil adalah harus berpedoman pada nilai- nilai kebajikan, tanggung jawab dan berpihak pada murid dengan melalui langkah pengambilan dan pengujian keputusan dengan 9 langkah tersebut.

  1. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Mempelajari topik ini sangat penting bagi saya sebagai seorang individu dan pemimpin. Dengan mempelajari dan memahami materi dalam modul 3.1, mampu memahami langkah-langkah pengambilan keputusan dan pengujian keputusan, serta lebih bijak dalam menangani sebuah permasalahan yang erat kaitannya dengan kasus dilema etika dan bujukan moral. Sehingga  keputusan yang diambil lebih bijak dapat dipertanggung jawabkan dan tidak salah langkah dan bahkan merugikan salah satu pihak, dan tentu saja membawa kebermanfaatan yang membuat nyaman semua pihak.

 

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan  Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan  sebagai Pemimpin Oleh Erfendi S.Pd SDN 2 Bobotsari ...