Koneksi Antar Materi
Modul 3.1 Pengambilan Keputusan
Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin
Oleh Erfendi S.Pd
SDN
2 Bobotsari
CGP
Angkatan 6 Kabupaten Purbalingga
Tujuan Pembelajaran
Khusus:
- CGP membuat
kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan
beraneka cara dan media.
- CGP dapat melakukan
refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar
dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang
telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki
proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.
Kegiatan Pemantik:
Membaca dan Menafsirkan Sebuah
Kutipan :
“Mengajarkan
anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama
adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert
- Dari kutipan di
atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari
saat ini?
Sebagai
seorang guru dalam proses pembelajaran, sering kali dihadapkan dalam situasi dilema
etika. Terutama dalam proses pengambilan penilaian kognititf dan proses
pembentukan karakter, adab dan tingkah laku murid.
- Bagaimana
nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan
keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan
kita?
Dalam
pengambilan keputusan nilai dan prinsip yang saya lakukan adalah mengambil
keputusan yang berpihak pada murid dilandasi dengan nilai-nilai kebajikan dan
dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga akan tercipta sekolah yang menyenangkan,
aman, untuk murid tanpa ada perselisihan yang mengganggu murid.
- Bagaimana Anda
sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses
pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?
Sebagai
seorang pemimipin pembelajaran, dalam pengambilan sebuah keputusan mengakomodir
kebutuhan murid, salah satunya dengan pembelajaran berdiferensiasi. Sehingga murid
bisa berkembang sesuai dengan kodratnya dapat tumbuh dengan baik menjadi
manusia yang berbudaya positif.
Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini
jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini?
Jelaskan pendapat Anda.
Education
is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
Dari kutipan di atas
berarti Pendidikan seharusnya membuat manusia lebih bijak berpikir,
bertindak dan dalam mengambil keputusan.
Panduan Pertanyaan untuk membuat Rangkuman
Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi
Antarmateri):
- Bagaimana filosofi Ki Hajar
Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan
penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Seorang pemimpin yang dihadapkan
dalam dilema etika dalam pengambilan
keputusan Berpedoman dengan Pratap
Triloka yaitu
a.
Ing Ngarso Sung Tulodho
Menjadi teladan dan dapat di contoh orang lain
b.
Ing Madyo
Mangun Karso
Seorang pemimipin harus mampu memberdayakan, menyemangati agar orang
lain memiliki kekuatan demi memperbaiki kualitas diri.
c.
Tut Wuri
Handayani
Seorang pemimpin apabila berada di belakang harus bisa mendorong dan mempengaruhi
yang dipimpin supaya senantiasa lebih maju.
- Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam
diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam
pengambilan suatu keputusan?
Setiap keputusan yang kita ambil
akan ada konsekuensi yang mengikutinya, oleh sebab itu setiap keputusan perlu
berdasarkan pada rasa tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, keberpihakan
pada murid yang akan berdampak pada kebaikan, kebahagiaan dalam ekosistem Pendidikan
kita.
- Bagaimana materi pengambilan keputusan
berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan
pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita,
terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita
ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah
ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan
tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’
yang telah dibahas pada sebelumnya.
Coaching
adalah ketrampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang
sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki
orang lain. Dengan langkah coaching TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah
apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah secara sistematis.
Konsep coaching TIRTA selaras dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan
pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil.
Pembimbingan
yang telah dilakukan oleh pendamping praktik dan fasilitator telah membantu
saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan
tersebut sudah berpihak kepada murid, sudah sejalan dengan nilai-nilai
kebajikan universal dan apakah keputusan yang saya ambil tersebut akan dapat
saya pertanggung jawabkan.
- Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola
dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap
pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya
akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan, terutama dilema etika. Guru yang memiliki kemampuan mengelola sosial emosi
yang baik akan dengan sadar memahami diri dari berbagai sudut pandang dan berperilaku
efektif menunjukan integritas, merujuk pada nilai moral yang peduli dan berempati,
memahami konsekuensi atas tindakan yang dilakukan sehingga keputusan yang
diambil dapat dipertanggung jawabkan.
- Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus
pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut
seorang pendidik?
Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali
kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik, yaitu nilai
kebenaran, keadilan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan hidup. Ketika pendidik
berpegang teguh pada nilai-nilai tersebut keputusan yang diambil tentunya akan
dapat dipertanggung jawabkan, karena keputusan tersebut berpihak pada murid
sehingga kondisi ekosistem sekolah akan kondusif dan nyaman.
- Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat,
tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif,
aman dan nyaman.
Dengan pendidik menjalankan prinsip among Ki Hajar Dewantara dan pola
pikir berpikir Inquiri Apresiatif BAGJA, pendidik diharapkan mampu menjalankan
perannya menjadi pemimpin pembelajaran, dengan tujuan melakukan perubahan ke arah yang lebih
baik dan berpihak pada murid. Sehingga tercipta suasana pembelajaran yang
menyenangkan bagi murid, lingkungan pun aman dan nyaman.
- Apakah tantangan-tantangan di
lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap
kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan
paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan dalam menjalankan
pengambilan keputusan erat berkaitan dengan perbedaan sudut pandang dan cara
berpikir setiap individu terhadap masalah itu sendiri. Di satuan Pendidikan tempat
saya bekerja memiliki jumlah personal yang banyak. Untuk jenjang sekolah dasar,
Jumlah guru dan karyawan sebanyak 33 orang termasuk over. Sehingga, membutuhkan
banyak pertimbangan agar dapat menyatukan berbagai sudut pandang dan cara
berpikir yang lebih beragam.
- Apakah
pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang
memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran
yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Tujuan dari pembelajaran yang
kita lakukan adalah merdeka belajar. Merdeka belajar berarti siswa bebas untuk
mencapai kodrat alamnya (mengembangkan potensinya) tanpa ada tekanan dari pihak
manapun. Siswa juga dapat mencapai kebahagiaannya sesuai dengan potensi yang
dia miliki. Maka keputusan yang kita ambil harus memiliki prioritas terhadap
kemerdekaan dan kebahagiaan siswa sesuai potensi yang mereka miliki. Dengan
kata lain setiap keputusan yang diambil harus senantiasa berpihak pada murid.
- Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran
dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan
murid-muridnya?
Keputusan seorang pemimpin
pembelajaran sangat berpengaruh terhadap berbagai hal. Kebijakan pemimpin
pembelajaran yang berdasar pada kondisi murid, baik dari segi kultur, sosial, lingkungan,
serta potensi siswa dapat mengasah siswa sesuai kodrat alam dan kodrat zaman
yang tepat. Namun sebaliknya, jika kebijakan seorang pemimpin tidak berpihak
pada murid, akan berdampak pada kehidupan murid di masa depan yang tidak sesuai
dengan kodrat alam maupun kodrat zaman. Bahkan potensi yang dimiliki oleh murid
tersebut tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
- Apakah kesimpulan akhir yang dapat
Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan
modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan akhir yang saya tarik dari pembelajaran modul materi ini
adalah pengambilan keputusan merupakan suatu kompetensi yang penting dan vital yang
harus dimiliki oleh seorang pemimpin pembelajaran. Keputusan yang diambil harus
berpihak kepada murid yang berpusat kepada filosofi Ki Hajar Dewantara. Dalam
pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh
(mindfullness) sehingga dapat mengantarkan siswa kita menjadi siswa yang
berkarakter sesuia denga Profil Pelajar Pancasila.
Dalam mewujudkan visi melalui misi sekolah, seorang pemimpin
pembelajaran menjalankan kebijakan dalam satuan pendidikan yang tidak lepas
dari penerapan budaya positif. Penggunaan alur BAGJA akan mengantarkan pada
lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being). Inquiry
Apresiatif dapat digunakan dalam mengubah kondisi sekolah dengan mengedepankan hal
positif beriupa potensi serta aset yang ada.
- Sejauh
mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di
modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan
keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Pemahaman saya tentang
konsep-konsep yang ada dalam modul 3.1 tentang dilema etika dan bujukan moral
yaitu:
Dilema etika bermuara pada dilema
tentang dua keputusan yang bertentangan namun sama-sama benar. Adapun bujukan
moral adalah pengambilan keputusan tentang dua hal yang sejatinya memiliki
unsur benar dan salah.
Dalam modul ini juga mempelajari tentang penerapan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan keputusan. Penerapan ini dilakukan untuk menentukan dan mengidentifikasi apakah masalah yang terjadi termasuk ranah dilema etika atau bujukan moral. Saya juga belajar tentang 4 paradigma pengambilan keputusan, yaitu individu lawan masyarakat, kebenaran lawan kesetiaan, keadilan VS belas kasihan, dan jangka pendek VS jangka panjang. Selain itu, saya kini memahami 3 prinsip mengambil keputusan yang terdiri dari berfikir berbasis akhir, berfikir berbasis aturan, berfikir berbasis rasa peduli, dan ada 9 tahapan pengambilan dan pengujian keputusan.
Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan adalah setelah diambil keputusan kadang bertentangan dengan uji publikasi dan uji intuisi.
- Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan
keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah,
apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Ya, saya pernah menerapkan
pengambilan keputusan dalam situasi dilematika moral. Setelah mempelajari modul
ini saya mengedepankan bahwa keputusan yang diambil apapun bentuknya berfokus
pada keberpihakan pada kebutuhan dan kepentingan murid sebagai prioritas dalam
mengambil kebijakan.
- Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda,
perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan
sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Setelah mempelajari modul 3. 1 ini dalam mengambil keputusan sebagai
seorang guru tidak harus secara otoritas mengontrol kehendak kepada murid
secara penuh, namun keputusan yang kita ambil adalah harus berpedoman pada
nilai- nilai kebajikan, tanggung jawab dan berpihak pada murid dengan melalui
langkah pengambilan dan pengujian keputusan dengan 9 langkah tersebut.
- Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai
seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Mempelajari topik ini sangat
penting bagi saya sebagai seorang individu dan pemimpin. Dengan mempelajari dan
memahami materi dalam modul 3.1, mampu memahami langkah-langkah pengambilan keputusan
dan pengujian keputusan, serta lebih bijak dalam menangani sebuah permasalahan
yang erat kaitannya dengan kasus dilema etika dan bujukan moral. Sehingga keputusan yang diambil lebih bijak dapat dipertanggung
jawabkan dan tidak salah langkah dan bahkan merugikan salah satu pihak, dan tentu
saja membawa kebermanfaatan yang membuat nyaman semua pihak.